Ketika terjadi satu kali masih terasa lucu, tetapi juga berlebihan biasanya mengganggu berbagai kegiatan. Semua orang pasti pernah mengalami cegukan atau istilah medis singultus yang mengganggu tetapi tahukah darimana sebenarnya hal tersebut berasal? Ini sebenarnya bukan bagian dari penyakit serius jika tidak terjadi secara terus menerus dalam waktu yang cukup lama.
Apa Itu Singultus?
Ketika otot diafragma mengalami kontraksi secara berulang tanpa bisa dikontrol oleh tubuh, saat itu terjadi cegukan. Diafragma sendiri merupakan otot pembatas antara paru-paru dengan bagian organ pencernaan di bawahnya atau dengan perut.
Otot ini berfungsi dalam mengatur pernapasan karena gerakannya juga ikut mempengaruhi paru-paru ketika mengambil oksigen. Saat otot diafragma rileks, ketika itu paru-paru akan secara otomatis melepaskan karbon dioksida begitu sebaliknya.
Ketika otot diafragma memiliki ritme yang tidak beriringan dengan paru-paru, saat itu pula cegukan mulai terjadi. Diafragma akan menegang sehingga laring dan pita suara menjadi menutup secara tiba-tiba. Akibatnya adalah aliran udara tiba-tiba masuk ke paru-paru sehingga tubuh bereaksi dengan bentuk seperti suara cegukan ini.
Timbulnya Singultus
Tidak ada yang bisa mengantisipasi kapan datangnya cegukan karena hal ini terjadi secara tiba-tiba. Ketika kejang pada diafragma terjadi, biasanya akan terjadi kontraksi sedikit kencang di bagian dada atau tenggorokan hingga mengeluarkan suara.
Pada orang normal, cegukan dimulai tanpa aba-aba dalam artian bisa terjadi dan berhenti kapan saja tanpa alasan. Setiap kali gejala ini terjadi, kurun waktu yang diperlukan tidak lama hanya berkisar dalam hitungan menit saja. Ada beberapa orang mengalami gejala ini selama lebih dari 48 jam terus-menerus ketika masuk 2 bulan, tidak dapat diatasi.
Penyebab Singultus
Terjadinya cegukan sebenarnya telah diidentifikasi meskipun memang tidak ada daftar pemicu yang jelas karena keberadaannya ini. Dalam jangka pendek, ini biasanya disebabkan oleh makan yang berlebihan, makanan pedas, konsumsi alkohol, hingga minuman karbonansi. Kegembiraan atau perubahan suhu tiba-tiba juga bisa menyebabkan kondisi seperti ini.
Ketika terjadi terus-menerus, singultus ini baru dikategorikan sebagai penyakit akibat adanya kelainan pada saraf vagus atau frenikus. Keduanya mengalami gangguan padahal tugas utamanya adalah mengontrol pergerakan diafragma secara tidak sadar.
Kondisi penyakit yang bisa menyebabkan kerusakan saraf tersebut biasanya yaitu iritasi, gondok, asam lambung naik, atau kista esophagus. Kerusakan pada sistem saraf pusat juga memungkinkan terjadinya hal ini karena kontrol otak yang terganggu.
Beberapa penyakit bisa menyebabkan kerusakan saraf pusat yaitu stroke, tumor, infeksi di otak, cedera di kepala, dan neurosifilis. Adanya singultus jangka waktu lama juga seringkali diakibatkan oleh konsumsi alkohol berlebihan atau merokok. Obat penenang yang digunakan secara terus menerus diiringi dengan gagal ginjal juga bisa memperparahnya.
Mengatasi Singultus
Sebenarnya kondisi dimana diafragma mengalami kesalahan ini bukanlah kondisi fatal yang perlu ditangani secara serius. Hanya saja ketika mengalami hal ini, ada banyak hal yang bisa terganggu seperti kesulitan berkomunikasi. Meskipun bisa sembuh dengan sendirinya, tetapi ada beberapa cara agar durasi bisa berkurang secara drastis.
Cobalah untuk bernapas ke dalam kantong kertas yang akan membuat aliran oksigen menjadi lebih terkontrol. Jika tidak ada kantong, cobalah untuk menahan nafas selama beberapa saat atau minum segelas air dingin. Ketika masih belum teratasi, cobalah untuk mendekatkan lutut ke dada atau pergi ke dokter jika terjadi lebih dari 48 jam.
Adanya cegukan sebenarnya merupakan reaksi normal dari tubuh ketika diafragma berkontraksi keluar dari ritme normalnya. Dapatkan beberapa info penyakit terupdate dengan mudah sekaligus tips untuk mencegahnya di SehatQ.